Siapakah yang
tercinta?
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
“Seseorang bersama yang dicintainya”
Itulah sabda Rasulullah S.A.W.
Ini hadits yang mengatakan bahwa kita akan
bersama orang yang kita cintai saat hari akhir kelak. Nah, ketika anda membaca
hadits ini, siapa yang pertama kali terpikir dalam benak anda? Suami? Istri?
Teman? Keluarga? Ataukah Allah dan Rasulullah S.A.W? Siapa yang pertama kali
terpikir?
Coba kita ulangi “Seseorang bersama yang dicintainya” Subhanallah, tidakkah kalian terpikir untuk
bertemu dengan Allah dan Rasulullah saat hari akhir kelak? Tidakkah kalian
ingin? Tidakkah kalian rindu bertemu dengan-Nya dan Rasul-Nya? Subhanallah, maka
dari itu, tata kembali hati kita, arahkan hati kita yang pertama kepada Allah,
cintai semua yang ada di kehidupan ini karena-Nya, lalu kemudian cintai
Rasul-Nya, suri tauladan yang terbaik di dunia ini. Sesungguhnya rasulullah
lebih pantas diidolakan daripada siapapun di dunia ini, benar?
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S Al-Ahzab : 21)
Rasulullah adalah
orang yang paling pantas diidolakan, karena akhlak beliau adalah Al-Quran,
berarti beliau beradab dan berakhlak sesuai dengan Al-Qur’an.Seperti hadits
berikut:
“Sa’ad bin Hisyam bin Amir berkata : “Aku
pernah mendatangi Aisyah radiyallahu ‘anha, lalu aku bertanya “Wahai Ummul
Mukminin, beritahukanlah kepadaku akhlaknya Rasulullah?”, beliau menjawab “Akhlak beliau adalah Al-Qur’an, apakah
kamu tidak membaca Al-Quran, firman Allah Azza wa Jalla dan sesungguhnya engkau
di atas budi pekerti yang agung” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Al Albani )
Maukah anda
bertemu nabi pada hari kiamat?
“Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu bercerita
: “Pernah seorang lelaki datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wassalam, lalu dia bertanya : “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?”, beliau
bersabda “Apa yang telah kamu persiapkan untuk hari kiamat”, orang tersebut
menjawab : Kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya”, beliau bersabda “
Sesungguhnya seseorang bersama yang dicintainya” Anas berkata”Kami tidak pernah
gembira setelah masuk Islam lebih gembira disebabkan sabda Rasulullah “
Sesunggunya seseorang bersama yang dicintainya, maka aku mencintai Allah,
Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku
tidak beramal seperti amalan mereka” (H.R Muslim)
Tsabit (perawi)
hadits di atas berkata “ Senantiasa Anas radiyallahu ‘anhu jika meriwayatkan
hadits ini, beliau berdoa “ Wahai Allah, sesungguhnya kami mencintai-Mu dan
mencintai Rasul-Mu”
Saya kutip salah
satu sub bab dalam buku Menjadi Wanita
Paling Bahagia karangan Dr.’Aidh al-Qarni yang berjudul “Siapakah kekasih
yang paling tercinta itu?”
Siapakah Kekasih yang
Paling Tercinta Itu?
Cintailah Nabi Muhammad S.A.W lebih dari
kecintaanmu kepada orang lain!
Pernahkah engkau melihat pada dirimu dan
mempertanyakan seberapa besar kecintaanmu pada Rasulullah S.A.W? Tahukah engkau
bila bukti dari kecintaanmu terhadapnya itu adalah ketaatanmu dalam
melaksanakan tuntunannya dan meninggalkan larangan-larangannya?
Periksalah dan luruskanlah kembali
nuranimu. Arahkanlah cinta yang bersemayam di dadamu itu – pertama dan utama –
kepada Allah, kemudian kepada manusia yang telah diutus oleh-Nya untuk
menyelamatkan kita dari kesesatan, yaitu Rasulullah s.a.w.
Bila engkau menginginkan sebuah tempat yang
tinggi di surga, ingatlah hadits Rasulullah s.a.w : “Seseorang akan bersama orang yang dicintainya” Sedang bukti utama
cintamu kepada Rasulullah s.a.w adalah ketaatanmu dalam menjalankan
perintahnya. Bagaimana mungkin seseorang mengaku mencintai Rasulullah s.a.w
sedangkan perbuatannya tidak sesuai dengan perintahnya, ajaran-ajaran
sunnahnya, dan berbagai tuntunannya?
Carilah buku yang bercerita tentang kisah
hidup Rasulullah s.a.w dan bacalah. Lihatlah betapa agung akhlaknya, betapa
lembut tutur katanya, betapa lapang pintu maafnya, betapa besar rasa takutnya
kepada Allah dan sifat zuhudnya pada dunia. Oleh karena itu ubahlah akhlakmu
agar sejalan dengan akhlak rasulullah s.a.w
........
Subhanallah,
begitu indahnya mencintai Allah dan Rasul-Nya
Tapi
ingatlah, bahwa kita tidak boleh mengidolakan sembarang orang, kita lihat
betapa banyaknya idola zaman sekarang yang tidak patut diidolakan, betapa orang
orang terlalu berlebihan mengidolakan idolanya, padahal idolanya belum tentu
memberi contoh yang baik, apalagi mengidolakan orang kafir, Naudzubillah.Hadits di atas juga berlaku
bagi :
1.
Mencintai orang yang buruk akidahnya penuh
dengan kekafiran, penuh dengan kesyirikan, penghinaan terhadap Allah,
penghinaan terhadap nabi Muhammad, maka dia akan bersamanya di hari kiamat
2.
Mencintai orang yang buruk ibadahnya, ibadah
senantiasa bid’ah, tidak memperhatikan kualitas ibadah, tidak taat dalam
ibadah, maka dia akan bersamanya di hari kiamat
3.
Mencintai orang yang buruk interaksi sosialnya,
sering mengganggu orang lain, mencela dan menzhalimi orang lain, maka dia akan
bersamanya di hari kiamat
4.
Mencintai orang yang perbuatan dan tingkah
lakunya buruk, maka ia akan bersamanya di hari kiamat
Maka
dari itu, janganlah kita mengidolakan orang yang salah
“Pada hari ketika muka mereka dibolak
balikkan dalam neraka, mereka berkata : Alangkah baiknya, andai kata kami taat
kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Dan mereka berkata: Wahai rabb kami,
sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar pembesar kami,
lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”( Q.S Al-Ahzab :
66-67)
Sekian,
semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum
warahamtullahi wabarakatuh
Sumber :
Al-Qur’an dan
Al-Hadits
DakwahSunnah(dot)com
Buku “Menjadi
Wanita Paling Bahagia” karangan Dr.’Aidh al-Qarni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar